Polres Jakbar Rilis Akhir Tahun 2020, Ini Penjelasannya

Kapolres Jakbar Kombes Pol Audie S Latuheru

JAKARTA – Polres Metro Jakarta Barat menggelar Press Conference akhir tahun 2020 yang dipimpin langsung Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Audie S Latuheru, Rabu (30/12/2020).

Kombes Audie memaparkan, sepanjang tahun 2020, pengungkapan dari kriminal sebanyak 142 kasus diantaranya kasus senjata tajam sebanyak 9 kasus, kasus perjudian ada 15 kasus, senjata api 7 kasus, pengeroyokan 13 kasus.

Kemudian ada kasus persetubuhan terhadap anak, 11 kasus penggelapan penipuan, 19 kasus pencurian dan pemberatan, 11 kasus KDRT, 2 kasus ancaman kekerasan dan 4 kasus penganiayaan atau 351 KUHP.

“Kami mengamankan tersangka 254 terangka antaranya laki-laki 235 dan perempuan 16 tersangka. Dari 254 yang diamankan WNI 250 orang dan WNA 4 orang. Adapun barang bukti yang berhasil diamankan ada senpi 4 buah, peluru 287 butir, sajam, komputer, motor, mobil dan lain-lain,” ungkap Kombes Audie.

Audie melanjutkan, untuk kasus narkoba, jajarannya berhasil mengungkap 557 antaranya kasus penyalahgunaan narkoba sabu 52 Kg, kemudian ganja 664,5 Kg, ekstasi 12.317 butir, narkotika atau obat-obatan gol IV 5341 butir, tembakau gorila 11.539,6 gram, bahan-bahan kimia untuk pembuatan tembakau gorila itu ada 2.562 gram dan obat-obatan berbahaya 48.048 gram.

Jumlah tersangka yang diamankan 735 orang terdiri dari 699 laki-laki dan 36 perempuan. Kemudian dari 735 tersangka antaranya WNI 733 orang dan WNA 2 orang. Di samping itu juga mengamankan produsen narkoba 6 orang, pengedar 689 orang, pengguna 40 orang. Jumlah rata-rata perhari tersangka yang diamankan sekitar 1-2 org per hari.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat yang mendukung kinerja Polres Metro Jakarta Barat sehingga kita dapat menyampaikan bahwa Polres Jakarta Barat adalah satu-satunya Polres yang mendapatkan 2 penghargaan pin emas Kapolri di tahun 2020 yaitu dari pengungkapan kasus-kasus menonjol di Satreskrim maupun di Satnarkoba,” lanjut Kapolres.

Ia menuturkan, pengungkapan yang dilakukan tidak lepas dari partisipasi masyarakat, dan berharap nanti di tahun 2021, Polres Jakarta Barat akan semakin dekat dengan masyarajat untuk menjalin kerjasama yang baik dalam upaya penegakan hukum dan menjaga situasi Jakarta Barat agar kondusif aman dan tentram.

“Kalau kita hitung dari 2019 ke 2020 itu kalau didalam penanganan kita mengalami kenaikan pengungkapannya jumlah crime totalnya itu agak turun di beberapa kejahatan. Kita ketahui, ada kasus-kasus menonjol yang kita tangani di saat pandemi banyaknya percabulan anak, tentunya itu naik kalau dibanding tahun sebelumnya. Ya mungkin karena lebih banyak aktivitas di rumah ya,” tuturnya.

Sementara, Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Kompol Ronaldo menyampaikan, kalau dilihat dari perspektif pengungkapan tindak pidana narkoba memang jumlahnya menurun kalau dibandingkan dengan 2019 itu total laporan polisi yang ditangani itu ada 892 kasus.

“Di tahun 2020 ini 557 kasus. Artinya ada penurunan. Jumlah barang bukti juga demikian. Ada penurunan di sabu tapi ada peningkatan di barang bukti ganja. Jadi ganja itu di tahun sebelumnya ada 39 kg hampir 40 kg, di tahun ini kita banyak mengungkap peredaran ganja ya sampe 664Kg,” jelas Ronaldo.

Dalam pengungkapan selama pandemi terjadi perubahan modus operandi penggunaan dan peredaran narkoba. Menurut hasil pengungkapan, tidak lagi di tempat hiburan tapi banyak yang melakukan aktivitas di apartemen hotel sifatnya home session.

“Jadi ada perubahan modus operandi namun kalai kami liat dengan kacamata atau titik pivotnya itu kita sedang menghadapi pandemi, menurut kami angkanya tetap signifikan. Cukup banyak. Tadi sudah dijelaskan oleh Pak Kapolres rata-rata 1-2 orang tiap hari diamankan tentang penyalahgunaan narkoba,” bebernya.

Kembali Kombes Audie menjelaskan, kalau mau dilihat para pengguna narkoba itu ketika tempat hiburan ditutup, mereka hanya berpindah tempat menggunakannya.

“Tadi saya sampaikan bahwa dengan adanya tempat hiburan ditutup mereka pindah tempat maka yang paling membantu tugas kita dalah masyarakat,” jelas Audie.

Masih dikatakannya, sebagian besar pengungkapan kasus tindak pidana narkotika adalah karena laporan masyarakat, sehingga kalau kita lihat angkanya tinggi itu, selain karena kerjanya para anggota juga angka partisipasi masyarakat.

“Saya perlu tekankan, dengan tingginya pengungkapan narkoba, tidak menggambarkan bahwa narkoba sangat banyak tapi adalah semakin gencarnya kita melakukan pengungkapan,” tutupnya. (Ind)

Loading...

Tinggalkan Balasan